Halaman

Senyum itu penting ^_^

Senyum itu penting ^_^

Rabu, 25 Januari 2012

Magnum tuh Halal.... ^__^

Barusan ga sengaja baca soal halal atau haramnya magnum, yang katanya mengandung lemak babi. Trus di tulis disitu yang jadi permasalahan adalah kode bahan tambahannya yaitu E472. 
Habis baca tulisan itu langsung aja q coment walau sebenarnya lebih tepat kalau disebut "sedikit protes". Sebelumnya maaf y.. buat mba2, mas2, abang2, bapak2 dan ibu2 yang tadi q coment.... Peace...^__^.
Tapi kenapa juga masih banyak yang langsung percaya. Koq bisa sih nyebarin info tapi ga di cek & ricek dulu kebenarannya. Kebiasaan langsung telan tuh sebaiknya dihilangkan, ga bagus buat kesehatan jiwa ^_^. Sebaiknya kita kunyah dulu sampai benar-benar yakin baru ditelan. Loh, kenapa jadi bahas soal makan sih hehehehehe....
Akhirnya jadi pengen nulis tentang halalnya magnum....hehehehehehe
Begini loh ceritanya.....

Pada suatu hari ditemukan formula makanan yang amat sangat lezat dan makanan ini adalah makanan yang paling disukai anak-anak bahkan orang dewasa terutama cewek-cewek. Nama makanan itu adalah Ice Cream/Es krim. Nah es krim itu dibuat dengan campuran lemak susu dan air termasuk juga bahan perasa seperti coklat dan kawan-kawannya. Tapi yang jadi masalah adalah bahan air dan lemak susu ga bisa tercampur sempurna. Sehingga dibutuhkan 1 bahan tambahan lain yang bisa menyatukan air dan lemak susu. bahan tambahan ajaib ini dalam bidang farmasi namanya adalah Emulsifier(Pengemulsi).

Dan untuk diketahui es krim adalah makanan/minuman yang bentuk sediaannya dalam farmasi disebut EMULSI. Dan berikut ini adalah pengertian emulsi dan sedikit penjelasannya dalam bidang farmasi : 
Emulsi adalah suatu disperse di mana fase terdispers terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur (1).
Emulsi adalah suatu system heterogen, yang terdiri dari tidak kurang dari sebuah fase cair yang tidak bercampur, yang terdispersi dalam fase cair lainnya, dalam bentuk tetesan-tetesan, dengan diameter secara umum, lebih dari 0,1 μm (2).
Secara umum, emulsi merupakan system yang terdiri dari dua fase cair yang tidak bercampur, yaitu fase dalam (internal) dan fase luar (eksternal).
Emulsi merupakan suatu sistem yang kurang stabil. Oleh karena itu, diperlukan suatu zat penstabil yang disebut zat pengemulsi atau emulsifier. Emulsifier dapat menstabilkan suatu emulsi karena menurunkan tegangan permukaan secara bertahap. Penurunan tegangan permukaan akan menurunkan energi bebas yang diperlukan untuk pembentukan emulsi menjadi semakin minimal. Artinya emulsi akan menjadi stabil bila ditambah emulsifier yang berfungsi menurunkan energi bebas pembentukan emulsi.

Daya kerja emulsifier disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat baik dalam minyak maupun dalam air. Bila emulsifier lebih terikat pada air atau larut dalam zat yang polar maka akan lebih mudah terjadi emulsi minyak dalam air (M/A) dan sebaliknya bila emulsifier lebih larut dalam zat yang non polar, seperti minyak, maka akan terjadi emulsi air dalam minyak (A/M). Emulsifier membungkus butir-butir cairan terdispersi dengan suatu lapisan tipis sehingga tidak dapat bergabung membentuk fase kontinyu. Bagian molekul emulsifier yang non polar larut dalam lapisan luar butir-butir lemak sedangkan bagian yang polar berikatan dengan air. Pada beberapa proses, emulsi harus dipecahkan. Namun ada proses dimana emulsi harus dijaga agar tidak terjadi pemecahan emulsi. Zat pengemulsi atau emulsifier juga dikenal sebagai koloid pelindung yang dapat mencegah terjadinya proses pemecahan emulsi. Contoh aplikasi emulsifier adalah gelatin yang digunakan pada pembuatan es krim, sabun dan deterjen serta protein pada cat dan tinta elektrolit. 
Emulsifier membantu terbentuknya emulsi dengan 3 jalan, yaitu : 
1. Penurunan tegangan antar muka ( stabilisasi termodinamika ). 
2. Terbentuknya film antar muka yang kaku (pelindung mekanik terhadap koalesen). 
3. Terbentuknya lapisan ganda listrik, merupakan pelindung listrik dari pertikel. 

Manfaat emulsifier pangan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan utama, yaitu: 
1. Untuk mengurangi tegangan permukaan antara minyak dan air, yang mendorong pembentukan emulsi dan pembentukan keseimbangan fase antara minyak, air, dan pengemulsi pada permukaan yang memantapkan antara emulsi. 
2. Untuk sedikit mengubah sifat-sifat tekstur teknologi produk pangan dengan pembentukan senyawa kompleks dengan komponen-komponen pati dan protein. 
3. Untuk memperbaiki tekstur produk pangan yang bahan utamanya lemak dengan mengendalikan polimorf lemak 

Jenis Emulsifier 
Emulsifier dapat digolongkan menjadi dua yaitu emulsifier alam dan emulsifier buatan. 
Emulsifier Alam -------> Emulsifier alam diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit. Dapat digolongkan menjadi tiga golongan : 
  • Emulsifier alam dari tumbuh-tumbuhan, berupa bahan-bahan karbohidrat , bahan-bahan alami seperti akasia (gom), tragakan, agar, kondrus dan pectin. Bahan-bahan ini membentuk koloid hidrofilik bila ditambahkan ke dalam air dan umumnya menghasilkan emulsi m/a.                                                   1. Gom arab, sangat baik untuk emulsifier tipe O/W dan untuk obat minum. Kestabilan emulsi yang dibuat dengan gom arab berdasarkan 2 faktor yaitu : - Kerja gom sebagai koloid pelindung dan Terbentuknya cairan yang cukup kental sehingga laju pengendapan cukup kecil sedangkan masa mudah dituang (tiksotropi).                                                                                                              2.Tragacanth.                                                                                                                                  3.Agar-agar                                                                                                                                    4. Chondrus 
  • Emulsifier alam dari hewan : Zat-zat protein seperti : gelatin, kuning telur, kasein, dan adeps lanae. Bahan-bahan ini menghasilkan emulsi tipe m/a. kerugian gelatin sebagai suatu zat pengemulsi adalah sediaan menjadi terlalu cair dan menjadi lebih cair pada pendiaman. 
  • Emulsifier alam dari tanah mineral : Zat padat yang tergolong halus, seperti tanah liat koloid termasuk bentonit, magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida. Umumnya membentuk emulsi tipe m/a bila bahan padat ditambahkan ke fase air jika jumlah volume air lebih besar dari minyak. Jika serbuk bahan padat ditambahkan dalam minyak dan volume fase minyak lebih banyak dari air, suatu zat seperti bentonit sanggup membentuk suatu emulsi a/m. Selain itu juga terdapat Veegum / Magnesium Aluminium Silikat 
Emulsifier Buatan : Contoh emulsifier buatan adalah sabun, Tween 20, 40, 60, 80 dan Span 20, 40, 80

Sedangkan mengenai Kode Emulsifier E472 dan kode-kode lain yang dipermasalahkan. Itu merupakan kode yang dibuat khusus untuk penggunaan internasional pada bahan tambahan suatu sediaan atau produk makanan, minuman atau produk kosmetik. Kode tersebut digunakan untuk menandai klasifikasi bahan pangan. Dimana E adalah kode untuk Europe artinya bahan tambahan pangan ini dikaji di Eropa. Sedangkan angka 4 adalah kode untuk fungsi bahan tambahan tersebut yaitu sebagai emulsifier, 7 adalah kode asal senyawa emulsifier tersebut dan angka 2 adalah nomor untuk menunjukkan asal asam lemak apakah dari hewan atau tumbuhan. 

Jadi dengan kalimat yang lebih sederhana dan singkat dari pada kalimat di atas yang memusingkan kepala orang awam, dapat dikatakan seperti ini : ketidakstabilan emulsi es krim yang didalam terkandung lemak susu dan air mengakibatkan lemak susu mudah mengendap sehingga terpisah dari air. Hal ini membuat campuran es krim tersebut gagal total disebut es krim ^__^ . Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk menjaga kestabilan emulsi es krim tersebut. Nah disinilah guna bahan emulsifier tersebut, untuk menyatukan dan menjaga agar lemak susu dan air tidak terpisah. Bahan emulsifier kebanyakan terbuat dari asam lemak tapi bukan hanya berasal dari lemak hewan khususnya babi, karena dapat juga diperoleh dari sumber lain seperti lemak tumbuhan dari minyak sawit.

Kode E472 itu sendiri tidak bisa diartikan "pasti mengandung babi" namun memang masih dimungkinkan mengandung babi. Dan untuk memastikan emulsifier ini mengandung lemak babi atau tidak, maka telah dilakukan pengujian dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM- MUI) dan staf Pengajar Ilmu dan Teknologi Pangan IPB Dr. Ir. Nugraha Edhi Suyatma, DEA yang juga salah seorang auditor LPPOM MUI.kode E472 tersebut adalah kode emulsifier atau bahan pengemulsi tersebut bukanlah berasal dari lemak babi melainkan berasal dari minyak sawit.
Begitu juga yang diberitakan oleh media Indonesia, Kode E471 dan E472 adalah kode internasional untuk bahan pengemulsi untuk mengikat lemak dan air. ini bisa untuk mengemulsi dengan bahan dari nabati atau hewani. Tetapi magnum mengunakan bahan dari nabati, yang berarti berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Pokoknya tak mungkin MUI bisa mengeluarkan label halal bila produk makanan tersebut mengandung babi...

Begitulah kira-kira cerita es krim hari ini..........
So semua muslim tetap halal makan es krim magnum kecuali kalo ga punya duit baru haram hukumnya...hehehehe
Semoga berguna bagi nusa bangsa y ni tulisan....^__^


*1. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (terjemahan) Howard C. Ansell
  2. Dispensing Of Medication, Robert E. King, PhD.Mack Publishing Company – Pennsylvania (1984)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar